MATERI PELAJARAN KELAS XII SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA TA 2012/2013
BAB I
MEMPARAFRASAKAN SEBUAH PUISI
Parafrasa adalah pengungkapan
kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan atau macam Bahasa menjadi yang lain
tanpa mengubah pengertian. Ada dua metode parafrasa puisi
yaitu :
1. Parafrasa
terikat adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan atau
menyisipkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah
dipahami seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrasa
tersebut.
2. Parafrasa
bebas adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata
yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan.
Langkah-langkah
membuat parafrasa puisi
1. Mencermati
seluruh isi puisi
2. Mencari
arti kata yang sulit dipahami
3. Menyisipkan
kata dalam puisi yang masih tetap digunakan
4. Mengubah
puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri.
Contoh:
1. MENYESAL
PAGIKU HILANG SUDAH MELAYANG,
HARI MUDAKU SUDAH PERGI,
SEKARANG PETANG DATANG MEMBAYANG,
BATANG USIAKU SUDAH TINGGI.
AKU LALAI DI
HARI PAGI,
BETA LENGAH DI
MASA MUDA,
KINI HIDUP
MERACUN HATI,
MISKIN ILMU,
MISKIN HARTA.
AH, APA GUNA KUSESALKAN,
MENYESAL TUA TIADA BERGUNA,
HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA.
KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN,
ATUR BARISAN DI HARI PAGI,
MENUJU KEARAH PADANG BAKTI.
(ALY HASJMY)
A. Mencari
Arti kata yang sulit
Petang : Waktu sudah tengah hari
Membayang : kelihatan seperti bayang-bayang /
kelihatan samar-samar
Batang : bangkai/mayat/ ia telah menjadi
Meracun hati : penuh derita/ tidak bahagia
Luka sukma : Sakit hati
Atur barisan :Merencanakan segala sesuatu mulai sekarang
Padang bakti : tempat yang dihormati.
B. Parafrasa
Terikat
MENYESAL
Kini PAGIKU
HILANG SUDAH MELAYANG entah kemana
Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh tak kan pernah
kembali
KINI hanya PETANG yang DATANG MEMBAYANGi alam
pikiranku
Yang kini BATANG USIAKU SUDAH mulai TINGGI.
Dulu AKU LALAI DI HARI PAGI,
Karena BETA LENGAH DI MASA MUDA yang masih suka
bermalas-malasan
Hingga KINI HIDUP menjadi MERACUN HATI tak bisa
berbuat apa-apa lagi
Sudah MISKIN ILMU, MISKIN HARTA pula
Namun AH, APA GUNA KUSESALKAN,
Karena MENYESAL TUA itu TIADA BERGUNA,
HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA di hati
KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN,
Untuk ATUR BARISAN DI HARI PAGI,
MENUJU KEARAH PADANG BAKTI.
C. Parafrasa
Bebas
Puisi meyesal karya Ali Hasjmi
mengisahkan seseorang yang menyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.Ia kurang hati-hati dan bermalas-malasan waktu muda dulu.Kini di
hari tuanya, ia merasa miskin ilmu dan miskin harta, tidak berilmu dan tidak
punya harta apa-apa. Ia merasa tidak ada guna menyesali diri. Akan tetapi, ia
tidak berhenti dalam sesalnya.Ia berusaha bangkit dan mengajak generasi muda
untuk merencanakan segala sesuatu dari sekarang menuju kearah tempat yang lebih
baik (tempat yang dihormati).
2. GADIS
PEMINTA-MINTA
Setiap kita
bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu
kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku
pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi
hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu
kauhafal
Jiw begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati,
gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas
itu tak ada yang punya
Dan kotaku, oh
kotaku
Hidupnya tak
lagi punya tanda
(Toto Sudarto
Bachtiar, suara, 1950 )
A. Mencari
Arti kata sulit
Kekal : abadi
Duka :sedih
Tengadah : melihat keatas/ berdoa/ minta
Merah jambu: sore hari
Melulur : meluncur masuk dengan mudah
Sosok : rupa/ bentuk/ wujud
Angan-angan: pikiran/ ingatan/ cita-cita
Kemayaan: hal keadaan hanya tampaknya ada, tetapi
nyatanya tidak ada hanya ada dalam angan-angan atau khayalan.
Menara : bangunan yang tinggi
Katerdal : gereja besar tempat kedudukan resmi
B. Parafrasa
terikat
Setiap kita bertemu dengan gadis kecil berkaleng
kecil aku merasa iba padanya
Setiap Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka dalam
menghadapi kenyataan hidup
Mereka Tengadah padaku pada bulan merah jambu saat
itu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa kalau gadis
kecil berkaleng kecil tidak ada
Rasanya Ingin aku ikut dengan gadis kecil berkaleng
kecil itu
Mereka Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
tanpa rasa takut
Mereka Hidup dari kehidupan angan-angan yang
gemerlapan yang tak kan pernah ada
Hanya Gembira dari kemayaan riang.
Namun Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal
Meskipun Melintas-lintas di atas air kotor, tapi
yang begitu kauhafal
Jiwamu begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil dunia
ini terasa sepi
Bagaikan Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan di kotaku, oh kotaku
Seperti Hidupnya tak lagi punya tanda
C. Parafrasa
bebas
Puisi Gadis kecil berkaleng kecil
diatas pengungkapan seorang penyair bahwa Setiap kita bertemu dengan gadis
kecil yang membawa kaleng kecil, senyuman mereka terlalu abadi untuk kita
kenal, penyair merasa terharu dan sedih jika melihat mereka saat meminta minta
pada kita saat waktu sore hari itu, namun jika tidak ada mereka kota ini terasa
hilang tanpa jiwa. Ingin rasanya ikut
dengan gadis kecil berkaleng kecil itu, sampai pulang ke bawah jembatan, tubuh
mereka meluncur masuk dengan mudah tanpa rasa takut ataupun kesusahan.
Mereka hanya bisa berkhayal dari
kehidupan yang mewah dengan kegembiraan yang hanya khayalan yang nyatanya tidak
ada. Namun mereka derajatnya lebih tinggi dari bangunan yang tinggi. Meskipun
mereka selalu berlintas lintas di air kotor yang begitu mereka hafal, jiwa
mereka tetap suci dan terlalu suci untuk dapat membagi duka kita. Kalau mereka
mati, bagaikan bulan diatas tak ada yang punya, dan kota kita menjadi sepi
tanpa kehadiran mereka seperti tiada kehidupan yang berarti.
BAB II
MAJAS
Majas atau gaya bahasa adalah
pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
A. Majas Penegasan
1.
Majas Klimaks :
Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin
lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran
pengalaman, dan pengalaman harapan.
2.
Majas
Antiklimaks: Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin
lma semakin menurun. Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang
kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya.
3.
Majas Koreksio:
Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan
makan.
4.
Majas Asindeton
: Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan
kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh
: Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan
orang melepaskan nyawa.
5.
Majas Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam
kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
6.
Majas Eksklamasio
: Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. Contoh
: Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
7.
Majas Enumerasio
: Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu
persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh :
Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan
meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan
terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk
suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
8.
Majas Silepsis
dan Zeugma : Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan
dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya
salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain
sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh :
ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
9.
Majas Apofasis
atau Preterisio : Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan
sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan
dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang
negara
10. Majas Pleonasme:
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke atas.
11. Majas
Aliterasi: Adalah gaya bahasa berupa
perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh : Keras-keras kena air lembut juga
12.
Majas
Paralelisme: Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada
baris atau kalimat. Contoh : Jika kamu
minta, aku akan datang
13. Majas Tautologi:
Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan
kata-kata yang diterangkan atau mendahului. Contoh : Kejadian itu tidak saya
inginkan dan tidak saya harapkan
14.
Majas
Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
15.
Majas Anastrof
atau Inversi : Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat
mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. Contoh : Pergilah ia
meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16.
Majas Retoris :
Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan
untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama
sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang tidak
ingin hidup ?
17.
Majas Elipsis:
Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan
mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Kami ke rumah
nenek ( penghilangan predikat pergi )
18.
Majas Alonim:
Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
19.
Majas Kolokasi:
Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam
kalimat.
20.
Majas Pararima:
Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
21.
Majas Preterito:
Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22.
Majas
Sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
23.
Majas
Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata
penghubung.
B. Majas
Perbandingan
24. Majas Litotes: Ungkapan
berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Contoh:
Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku atau
Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
25. Majas Hiperbola:
Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit. Contoh: Kita berjuang sampai titik
darah penghabisan
26. Majas Personifikasi:
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu
yang bukan manusia. Atau yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
27. Majas Simile :
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan
dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”,
bagai”. Membandingkan suatu dengan
keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. contoh: Kau umpama
air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban
apa saja.
28. Majas Metafora:
Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai
sifat yang sama atau hampir sama. contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang
enggan menampakkan diri.
29.
Majas
Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan
dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
30. Majas
Sinestesia: yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan
lewat ungkapan rasa indra lainnya.
31. Majas Alegori:
Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan
hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan
yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
32. Majas Totum pro
parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
contoh:Indonesia bertanding volly melawan Thailand.
33. Majas Eufimisme:
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata
lain yang lebih pantas atau dianggap halus. contoh:Dimana saya bisa menemukan
kamar kecilnya?
34.
Majas
Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas
sebagaimana adanya.
35.
Majas Fabel:
Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur
kata. contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
36.
Majas Parabel:
Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
37.
Majas Perifrasa:
Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
38.
Majas Eponim:
Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. contoh:Kita bermain ke rumah
Ina.
39.
Majas Simbolik:
Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan
maksud.
40. Majas Asosiasi:
perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh:
Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
41. Majas Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak
diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat
batang hidungnya
42. Majas
Antonomasia: Adalah yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan
seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri
pertemuan ini.
43.
Majas Aptronim:
Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
44. Majas Metonimia:
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri
khas, atau atribut. Contoh:Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah (Motor
merk Jupiter)
45.
Majas
Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan karib.
46.
Majas
Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau
tidak bernyawa.
47. Majas Pars pro
toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
C. Majas
Pertentangan
48.
Majas Oksimoron
: adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan
kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Contoh : Keramah-tamahan yang
bengis
49. Majas Antitesis
: Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban
terhadap keamanan bangsa.
50.
Majas
Anakronisme : Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian
uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan
belum ada saat itu. Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam
berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
51. Majas Paradoks :
Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun
sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda. Contoh : Dia besar
tetapi nyalinya kecil.
52. Majas Reptisi
adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
53.
Majas
Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah
disebutkan pada bagian sebelumnya.
D. Majas
Sindiran
54.
Majas Sinisme :
Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada
manusia (lebih kasar dari ironi). Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus
bertanya kepadaku ?
55.
Majas Satire:
Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau
menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau menolak
sesuatu. Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
56.
Majas Innuendo:
Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
57. Majas Ironi:
Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan
dari fakta tersebut. Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
58.
Majas Sarkasme:
Sindiran langsung dan kasar. Adalah gaya
bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan. Contoh:
Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk
ketelinga kanan keluar lewat telinga kiri.
BAB
III
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
KARYA SASTRA
A. UNSUR
INTINSIK adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
1.
TEMA
adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang
ditampilkan dalam karangannya.
2.
AMANAT
adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan
sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan
kekayaan batin kita terhadap hidup.
3.
PLOT/ALUR
adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. TAHAP-TAHAP
ALUR
a.
Tahap
perkenalan/Eksposisi adalah tahap permulaan suatu cerita yang
dimulai dengan suatu kejadian, tetapi
belum ada ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku,
penggambaran fisik, penggambaran tempat)
b.
Tahap
pertentangan /Konflik adalah tahap dimana mulai
terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan
selanjutnya) Konflik ada dua ;
1)
Konflik internal
adalah konflik yang terjadi dalam
diri tokoh.
2)
Konflik
eksternal adalah konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh,
konflik tokoh dengan lingkungan,
konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
c.
Tahap
penanjakan konflik/Komplikasi adalah tahap dimana
ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit diduga, serba
samar-samar)
d.
Tahap
klimaks adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak
(perubahan nasip pelaku sudah
mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)
e.
Tahap
penyelesaian adalah tahap akhir cerita, pada bagian
ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah
mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada
pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian.
MACAM-MACAM
ALUR
a.
Alur maju adalah
peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa
datang.
b.
Alur
mundur/Sorot balik/Flash back adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian
penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan
peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
c.
Alur
gabungan/Campuran adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam
pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang
peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok ( dialami
oleh tokoh utama) lagi.
4.
PERWATAKAN/PENOKOHAN
adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh. Ada tiga cara untuk
melukiskan watak tokoh:
a.
Analitik
adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh. Contoh : Siapa yang tidak
kenal Pak Edi yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi sosoknya sebagai
guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang.
b.
Dramatik
adalah
pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat
tinggal, lingkungan, percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah
laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh. Contoh
: Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar
tasnya ke tempat tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu
terlebih dahulu. (tingkah laku tokoh).
c.
Campuran
adalah gabungan analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia
, binatang, atau benda-benda mati yang
diinsankan.
PELAKU/TOKOH
DALAM CERITA
a.
Pelaku utama
adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul
pada setiap satuan kejadian.
b.
Pelaku pembantu
adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita. Bisa bertindak
sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
c.
Pelaku
protagonis adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide
kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
d.
Pelaku antagonis
adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong
dll)
e.
Pelaku
tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh
ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.
5.
LATAR/SETTING
adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita. Macam-macam latar :
a.
Latar tempat
adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di
ruangan dll)
b.
Latar waktu
adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
c.
Latar suasana
adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai,
sepi dll)
6.
SUDUT PANDANG
PENGARANG adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. Sudut
pandang dibedakan atas :
a.
Sudut
pandang orang pertama adalah pengarang berfungsi sebagai
pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama.
Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita)
b.
Sudut
pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita,
ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya
(ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
7.
GAYA BAHASA
adalah ciri/kekhasan seseorang yang mencangkup penggunaan struktur kebahasaan,
pilihan kata, ungkapan, pembentukan majas ataupun pemakaian dialek/logat.
B. UNSUR
EKSTRINSIK adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.
1.
Latar Belakang
Penciptaan adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan.
2.
Kondisi
masyarakat pada saat karya sastra diciptakan adalah keadaan masyarakat baik itu
ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya
sastra diciptakan
3.
Pandangan hidup
pengarang/Latar belakang pengarang.
BAB IV
MEMBUAT KARANGAN YANG BAIK
1. Menentukan
tema yang akan ditulis
2. Pilih
judul yang sesuai dengan karangan yang akan ditulis
3. Membuat
kerangka karangan yang jelas, gagasan yang sesuai tema, berisi pokok pikiran
yang logis, serta konsisten terhadap tema dan judul
4. Selalu
memperhatikan isi dari karangan
5. Penggunaan
bahasa yang baik dan benar sesuai dengan EYD
6. Menguasai
tema serta pokok bahasan yang akan kita tulis
7. Patuh
pada kerangka karangan yang telah kita buat sebelumnya
BAB V
SURAT LAMARAN KERJA
A. Pengertian
Surat lamaran kerja atau job
application letter adalah surat yang didefenisikan sebagai sebuah surat, baik
yang ditulis pada lembaran kertas dan juga ditulis dengan menggunakan kertas
elektronik dan dibuat oleh seseorang yang sedang mencari kerja, baik yang belum
pernah bekerja mapun yang sudah pernah berkerja untuk mengisi lowongan kerja
yang ditawarkan oleh pihak lain, baik perseorangan, organisasi perusahaan, atau
instalasi pemerintah.
Adapun seseorang yang disebut
sebagai pencari kerja yang belum pernah bekerja adalah orang yang baru lulus
dari suatu lembaga pendidikan dan baru pertama sekali memasuki dunia kerja.
Sementara pencari kerja yang sudah bekerja adalah orang yang sudah mempunyai
pengalaman kerja dan ingin mencari pengalaman berbeda di suatu lembaga bisnis
atau non bisnis yang lain.
B. Format
Penulisan
Penulisan format surat lamaran
kerja yang benar dapat dilihat seperti penjelasan dibawah ini:
1.
Tempat dan
tanggal pembuatan surat
2.
Perihal Surat
3.
Eksemplar surat
4.
Alamat surat
5.
Isi surat
a. Isi
pembuka surat (diberi sapaan seperti "Dengan hormat")
b. Alinea
pembuka
c. Alinea
isi
d. Alinea
penutup
6.
Pelamar (pembuat
surat)
C. Pedoman
penulisan
Dalam penulisan surat lamaran kerja
dapat ditulis tangan oleh pelamar, dalam hal ini penulisan dapat dilakukan pada
kertas folio bergaris, tetapi tidak boleh pada halaman yang bolak-balik. Selain
itu penulisan surat lamaran bisa juga dilakukan dengan cara diketik dengan
kualitas kertas yang baik (HVS minimal 60 gram) dengan cara baris 1,5 spasi.
Perlu diingat juga bahwa pada
bagian tanda tangan surat lamaran sering kali suatu kantor, khususnya kantor
pemerintah menghendaki perlunya dibubuhi materai.
D. Penggunaan
bahasa
Penggunaan bahasa dalam penulisan
surat lamaran pekerjaan harus mengikuti kaidah-kaidah seperti berikut,
diantaranya adalah:
1.
Jangan Terlalu
bertele-tele
2.
Bahasanya jangan
sok gaul
3.
Bahasanya jangan
sok preman
4.
Bahasa jangan
sok akrab
5.
Jangan terlalu
banyak menggunakan singkatan
6.
Jika tidak
diminta, jangan menentukan gaji
E. Jenis
Surat lamaran pekerjaan terdiri
dari beberapa jenis, yang diantaranya adalah sebagai berikut ini:
1.
Surat lamaran
pekerjaan yang digabungkan dengan riwayat hidup.
Dalam
model surat lamaran kerja ini daftar riwayat hidup termasuk menjadi bagian dari
isi surat. Karena isinya berupa gabungan, model ini juga disebut sebagai model
gabungan. Berikut adalah contoh surat lamaran kerja gabungan:
__ _______ ___2012
Yth. ___ ___
____
PT ___ ____ ____
Jln. ___ ___
______
Dengan hormat,
Saya
bernama lengkap........... Kini, saya berusia.... tahun dan belum menikah. Saya
adalah lulusan SMK Negeri.........., tahun........, tepatnya dari
jurusan......... Dengan ini, saya bermaksud mengajukan permohonan untuk menjadi
karyawan di PT........, khususnya sebagai............
Saya
memiliki kondisi kesehatan yang baik. Saya menguasai bahasa Inggris, baik
secara lisan maupun tulisan. Saya mampu menggunakan komputer, terutama
mengoperasikan aplikasi paket MS Office, serta Excel, Word, Acces, PowerPoint,
Outlook, dan juga Internet. Sebagai bahan pertimbangan lainnya, bersama surat
ini saya lampirkan data diri saya sebagai berikut:
1.
Fotokopi ijazah
terakhir
2.
Fotokopi
transkrip nilai
3.
Fotokopi KTP
4.
dan lain lain
Saya
berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan
wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan lebih rinci tentang potensi diri
saya. Demikian surat lamaran ini. Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
Hormat saya,
............
2.
Surat lamaran
yang dipisahkan dari daftar riwayat hidup
Dalam
model ini riwayat hidup merupakan lampiran. Karena itu model ini juga disebut
dengan surat lamaran model terpisah. Berikut adalah contohnya:
Medan, 16 September 2012
Hal: Lamaran
Pekerjaan
Lampiran: Satu
Berkas
Yth. Manajer
Personalia
PT. Citra
Kenanga
Jln. Jamin
Ginting No.221 Medan
Dengan Hormat,
Saya
yang bertanda tangan dibawah ini:
nama lengkap: Batu Tarigan Gerneng
tempat/tanggal lahir: Kabanjahe/24 Agustus 1991
jenis kelamin: Laki-laki
pendidikan: SMKN 1 Kabanjahe
alamat: Jln. Bom Ginting No.21 Kabanjahe
Mengajukan
permohonan kepada Bapak/Ibu agar saya dapat diangakat sebagai karyawan pada PT.
Citra Kenanga yang berada dibawah pimpinan Bapak/Ibu, dan saya bersedia
ditempatkan dibagian apa saja sesuai dengan keterampilan yang saya miliki.
Sebagai bahan pertimbangan, bersamaan ini saya lampirkan:
1. Daftar
riwayat hidup
2. Fotokopi
STTB SMK yang dilegalisir
3. Dua
buah pasfoto ukuran 3x4
4. Surat
keterangan berkelakuan baik
5. Surat
keterangan kesehatan
Demikian
surat permohonan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan harapan semoga
Bapak/Ibu mengabulkannya. Atas perhatian dan pertimbangan Bapak/Ibu, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Batu Tarigan
Gerneng
3.
Jenis
berdasarkan sumber lowongan
Jenis
surat lamaran kerja berdasarkan sumber lowongan kerja dapat dibedakan menjadi 3
bagian, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Surat lamaran
kerja berdasarkan inisiatif sendiri
Medan, 16 September 2012
Hal: Lamaran
Pekerjaan
Lampiran: Satu
Berkas
Yth. Manajer
Personalia
PT. Citra
Kenanga
Jln. Jamin
Ginting No.221 Medan
Dengan hormat,
Saya
adalah lulusan SMK tahun 2010 jurusan Administrasi Perkantoran. Saya bermaksud
melamar pekerjaan pada bagian Administrasi di perusahaan Bapak/Ibu. Berikut
adalah data pribadi saya:
nama:
Jadohot Ginting
tempat,
tanggal Lahir: Medan, 12 Juli 1988
alamat:
Jln. Pales Raya No.45 Medan 20145
telepon:
(061) 97007530
Saya
belum memiliki pengalaman kerja tetapi saya yakin dapat bekerja sesuai dengan
harapan pimpinan perusahaan karena saya telah mengikuti berbagai pendidikan
tambahan atau kursus keterampilan yang sesuai dengan keahlian yang saya miliki.
Bersamaan
dengan ini saya lampirkan 1 (satu) lembar daftar riwayat hidup berserta
lampiran salinan ijazah yang saya miliki sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu
selanjutnya.
Saya
sangat berharap untuk bertemu dengan Bapak/Ibu pada saat wawancara. Besar
harapan saya atas diterima dan dikabulkannya permohonan lamaran kerja ini.
Terima kasih
Hormat Saya,
Jadohot Ginting.
b.
Surat lamaran
berdasarkan informasi lowongan kerja
Medan, 1 Agustus 2012
Hal: Lamaran
Kerja
Lampiran: 2
(dua) berkas
Yth.
Pimpinan
Personalia
Adira Finance
Jalan Asrama
Haji, No.33 Medan
Dengan hormat,
Berdasarkan
iklan Bapak/Ibu pada harian Analisa tanggal 20 Juli 2012, saya mengajukan
lamaran pada jabatan Sales Marketing seperti yang dimaksud dalam iklan
tersebut. Berikut adalah data pribadi saya:
nama:
Jadohot Ginting
tempat,
tanggal Lahir: Medan, 12 Juli 1988
alamat:
Jln. Pales Raya No.45 Medan 20145
telepon:
(061) 97007530
Bersamaan
ini saya lampirkan satu lembar daftar riwayat hidup dan data pendukung lainnya
sebagai bahan pertimbangan Bapak selanjutnya. Bila dikehendaki, saya bersedia
memenuhi panggilan untuk dites dan diwawancarai.
Atas
perhatian Bapak, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Gustap Simarmata
CONTOH
LAIN:
Yogyakarta, 20 November 2012
Hal : Lamaran
Pekerjaan
Yth,
Manajer Sumber
Daya Manusia
PT. Hand's
Parmantindo
Jl. Raya Bumi
Sentoda 05
Cibinong
Dengan hormat,
Bpk.
Bambang Satrio, seorang asisten editor di PT. Hand's Parmantindo,
menginformasikan kepada saya tentang rencana pengembangan Departemen Finansial
PT. Hand's Parmantindo. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya
mengajukan diri (melamar kerja) untuk bergabung dalam rencana pengembangan PT.
Hand's Parmantindo. Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :
nama : Imam Nurhidayat
tempat, tanggan lahir : Bantul, 19 Maret 1995
pendidikan akhir : SMKN 2 Yogyakarta
alamat : Sirat RT 05 RW 09 Sidomulyo, Bambanglipuro,
Bantul, YK 55764
hp, e-mail : 085729363339, nurhidayat_imam@rocketmail.com
status perkawinan : Belum Menikah.
Saat
ini saya bekerja di XXX, sebagai XXX, dengan fokus utama pekerjaan di bidang
XXX. Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1.
Daftar Riwayat
Hidup.
2.
Foto copy ijazah
pendidikan terakhir.
3.
Foto copy
sertifikat kursus/pelatihan.
4.
Pas foto
terbaru.
Besar
harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih
mendalam mengenai diri saya. Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup),
saya mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman potensi dan seorang
pekerja keras. Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.
Hormat saya,
Imam Nurhidayat
Yogyakarta, 20 November 2012
Hal : Lamaran
Pekerjaan
Yth.,
Manajer Sumber
Daya Manusia
PT. Gilland
Ganesha
Jl. Raya Kebon
Durian No. 11
Jakarta Timur
Dengan hormat,
Sesuai
dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Gilland Ganesha, seperti yang
termuat di harian Kompas tanggal 28 Oktober 2012. Saya mengajukan diri untuk
bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Gilland Ganesha. Data singkat saya,
seperti berikut :
nama : Imam Nurhidayat
tempat, tanggan lahir : Bantul, 19 Maret 1995
pendidikan akhir : SMKN 2 Yogyakarta
alamat : Sirat RT 05 RW 09 Sidomulyo, Bambanglipuro,
Bantul, YK 55764
hp, e-mail : 085729363339, nurhidayat_imam@rocketmail.com
status perkawinan : Belum Menikah.
Saya
memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat berbahasa Inggris dengan
baik secara lisan maupun tulisan. Latar belakang pendidikan saya sangat
memuaskan serta memiliki kemampuan manajemen dan marketing yang baik. Saya
telah terbiasa bekerja dengan menggunakan komputer. Terutama mengoperasikan
aplikasi paket MS Office, seperti Excel, Word, Acces, PowerPoint, OutLook, juga
internet, maupun surat-menyurat dalam Bahasa Inggris.
Saat
ini saya bekerja sebagai XXX di XXX. Saya senang untuk belajar, dan dapat
bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik. Sebagai bahan
pertimbangan, saya lampirkan :
1.
Daftar Riwayat
Hidup.
2.
Foto copy ijazah
pendidikan terakhir.
3.
Foto copy
sertifikat kursus/pelatihan.
4.
Pas foto
terbaru.
Saya
berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan
wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang
potensi diri saya. Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian
Bapak/Ibu.
Hormat saya,
Imam Nurhidayat