Kamis, 25 Desember 2014

 SEBUAH CERITA, PERJUANGAN SEORANG SARJANA


                 The December 24th, 2014. Menjadi suatu titik balik kehidupan seorang wanita. Seorang ibu yang tlah lama menanti. Wanita yang lahir di suatu daerah di Ibu Kota tahun 1971, kini telah merasakan hasil perjuangannya. Ia pindah ke kota Pelajar 40 tahun silam dan dititipkan ke neneknya bersama tiga orang saudaranya.

                 Menikah dengan seorang putra lokal berasal dari Imogiri di tahun 1994 tak mempersulitnya dalam menjalani kehidupan kuliahnya di bidang pendidikan seni tari. Seorang pria yang ia nikahi adalah seorang yang sesungguhnya "berdarah biru". Ia adalah generasi ke tujuh dari silsilah Sri Sultan Hamengku Buwana ke Dua di Yogyakarta.

                Setahun setelah menikah, di tahun 1995, ia melahirkan seorang anak laki -laki nya. Di tahun itu pula ia diwisuda dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Berlanjut di tahun 1997, kehidupan dan kebutuhan ekonomi yang kian mendesak, ia ditinggal pergi sang suami merantau mencari nafkah. Dengan itu pula sang Ayah mertua meninggal. Kemudian ia pun memutuskan, berbekal ijazah dan akta mengajar, ia mulai membantu mencari nafkah sebagai guru extrakulikuler seni tari di sekolah sekolah.

                   Suatu ketika, Ia ingin sesuatu, untuk tidak hanya menjadi staff pengajar yang biasa. Ia erusaha beljar mencoba hingga berkali kali. Suatu ketika ia erputus asa. Namun, ia bangkit kembali dan mencoba untuk yang terahir kalianya. Dan yang ia jlankan mendapatkan hasil. Ia merasa begitu puas dan bahagia sekali. Sampai akhirnya, tertanggal 30 Desember 2014, I secara resmi telah mendapatkan pa yang ia inginkan, dan kini, ia hidup bahagia. Sungguh sebuah target yang selam 17 tahun diperjuangkan hingga kini mendapatkan hasil yang membanggakan.

Aku hany bisa menuliskan kisah ini untuk dunia.