Jumat, 07 Agustus 2020

JOURNAL 06082020-04

JURNAL TRADING

TANGGAL
__6 Agustus 2020

CURRENCY PAIR
__USDJPY
__AUDJPY
__EURJPY
__USDCHF

TREND
Mix, Highlight USDCHF & EURJPY

DISCUSS
Overall Result Total Profit Gain 0,31 USD dari 2,9 USD (~10%)
  • USDJPY__BUY__0,07
  • AUDJPY__SELL__0,14
  • EURJPY__SELL__0,58
  • USDCHF__BUY__-0,48
HIGHLIGHT
EURJPY

Pada kondisi ini terjadi indikasi trend Bearish. Hal itu kemudian mendapat konfirmasi dari indikator Candle (Shooting Star), kemudian MA14 sudah berada dibawah MB BB20,2. Keadaan ini terjadi diahir sesi Asia awal sesi Eropa. Sehingga harga bergerak turun, akan tetapi tidak terjadi rally, karena sentimen pasar.

KESALAHAN
USDCHF

Pada awalnya, semua sesuai dengan perkiraan berdasarkan Metode 001.BBMA/FBEQ dengan dilakukan sediki adjustment indikator. Yang kemudian harga berhasil mencapai sesuai dengan skema Metode tersebut.

Akan tetapi, terjadi ketidaksesuaian yang baru, yaitu:

  1. Metode dalam tahap ujicoba, sehingga, untuk Adjusted Setpoint, terdapat ketentuan yang berubah.
  2. Terjadi ketika harga sudah memuncak, namun kembali turun, sehingga yang tadinya EXIT #5 masih aman, ternyata terjadi trend reversal.
  3. Dalam kasus ini, trend reversal terjadi tepat setelah harga di WARNING AREA #1, yaitu ketika harga diatas level Fibonaccy Retracement. Namun pada kasus ini, Fib. level 61,8.
Kesalahan lainnya terulang kembali, meski sudah hawatir akan terjadinya reversal, dikarenakan sudah akan berahir sesi perdagangan Eropa (22:00 GMT+7).


Kesimpulan
  • TEPATI target yang telah di set-up, sebenarnya harga sudah memasuki target, namun terlambat untuk keluar, sehingga turut terbawa trend reversal, serta terjadi dibawah garis Take Profit.
  • STOP TRADE ketika masa transisi market.
  • Menjadi penyempurnaan Metode 001.BBMA/FBEQ bahwa, untuk variasi setpoint, agar memperhatikan ketentuan, bahwa EXIT harus sesegera mungkin setelah menyentuh WARNING Area #1.
  • Pemantauan harga saat menggunakan skema ini, ada baiknya dengan rentan waktu yang lebih singkat (M1 atau M5), agar pergerakan harga dapat segera terdeteksi.
GOOD LUCK



JOURNAL 05082020-02

JURNAL TRADING

Tanggal
__5 Agustus 2020

Currency pair
__GBPJPY

Trend
Bullish

Discuss
Overall Result Total Profit Gain (LOSS) 2,31 USD dari 5,21 USD (~45%)
  • GBPJPY__SELL__-2,22
  • GBPJPY__SELL__-0,09

KESALAHAN
Terjadi kesalahan cukup fatal karena hal ini mendasar. Kesalahan terjadi akibat ketidaktelitian saat mereview dan membaca indikator serta pergerakan harga pasar. Kondisi terjadi ketika:

Moving Average 14 masih berada di atas middle band dari Bollinger Bands 20,2 sedangkan harga sudah menyentuh lower band dari BB 20,2.

Hal itu mengindikasikan bahwa pergerakan harga tidak cukup kuat/probabilitas untuk terus turun masih sangat lemah. Namun adanya, malah membuka untuk SELL, dan benar saja, selang 5 menit di candle setelah entry, harga bergerak naik signifikan (jump). Lebih parahnya lagi, tidak segera keluar saat SL 10%, sehingga kerugian bertambah besar.

Sehingga diputuskan untuk mengahiri Trading sesi hari ini dan menganalisa kembali seluruh market.


Kesimpulan
  • Lebih teliti dalam setiam pembacaan indikator dan grafik, serta patuhi batasan resikonya.
  • Hal ini terjadi karena anggapan dari hari sebelumnya, yaitu market akan bearish, namun terjadi squat dari pasar.
  • Selain itu, kemungkinan karena terjadinya aksi taking profit pada hari sebelumnya, sehingga harga rebound.
GOOD LUCK


JOURNAL 04082020-04

JURNAL TRADING

Tanggal
__4 Agustus 2020

Currency pair
__USDCHF
__AUDCAD
__NZDUSD
__GBPJPY

Trend
Mix, Highlight GBPJPY Analysis.

Discuss
Overall Result Total Profit Gain 1,4 USD dari 4,04 USD (~30%)
  • USDCHF __ BUY__0,20
  • AUDCAD__BUY__0,09
  • NZDUSD__BUY__0,11
  • GBPJPY__SELL__1,00

Highlight kondisi GBPJPY saat trading ini berjalan, ditanggal ini sudah terjadi konsolidasi harga (tahanan) pada level Fibonacci Retracement 61,8. Kemudian harga bergerak Bearish ke level Fib. 50,0 dan berlanjut break di level Fib. 38,2. Hal tersebut berlanjut dengan rally hingga harga menyentuh 137,800 dari harga (entry point) 138,300.

Kesimpulan
  • STICK TO TARGET dan PATUHI apa yang sudah direncanakan.
GOOD LUCK


CASE STUDY FOR USDCAD/31072020-00 SIDEWAYS


STUDI KASUS SIDEWAYS

Tanggal
__31 Juli 2020

Currency pair
__USDCAD

Trend
__Sideways

Sideways merupakan kondisi dimana harga bergerak dalam range tertentu secara stabil/flat channel selama range tertentu, biasanya setelah terjadi Trend. Dalam kondisi ini, ada baiknya menggambar channel menggunakan Fibonacci Retracement, agar lebih precise. meskipun dapat digambar dengan horizontal line biasa.

Discuss
Pada tanggal ini USDCAD sedang mengalami sideways dengan spread yang cukup untuk mendapatkan small gain secara terus menerus, dengan open BUY saat harga dilevel bawah (Close saat mendekati 70-75% dari spread), dan SELL dilevel atas (Close saat mendekati 70-75% spread). Pada hari ini, spread terjadi sideways dengan:
  • Range Fibonacci 0,00 di 1,33328 dan Fibonacci 100,00 di 134583
  • Sideways terjadi pada level atas Fib. 23,6 dan level bawah Fib. 38,2
  • Layar monitor menunjukan awal market di jam 00:00 server time (GMT +3)
Selanjutnya, ketentuan yang digunakan adalah:
  1. Terdapat diantara 2 Fib. Level, jika hal ini tidak terpenuhi, maka sesuaikan Fib. Retracement dengan swing harga yang memenuhi ketentuan ini.
  2. Pastikan untuk selalu menjaga risk management dengan selalu memposisikan stop loss pada 10% spread.
  3. Dalam market hari ini, semakin sering/langkah cande semakin besar, perlu untuk diwaspadai akan adanya trend entah itu Bullish atau Bearish.
  4. Hal tersebut baiknya diantisipasi, biasanya akan terjadi ketika awal pembukaan Market, atau saat ahir sesi Market, terutama Eropa dan Amerika.
Hasil dari trading hari ini:
  • Trading sebanyak 7 kali
  • Profit dari 6 trading total 1,86 USD
  • Loss dari 1 trading sebesar 1,28 USD
Terjadi Loss dari trading tersebut, hal ini dikarenakan pada saat open sudah diahir sesi, pada waktu itu BUY, namun saat market Eropa tutup (22:00 GMT+7) terjadi trend Bearish hingga menyentuh stop loss. Karena hal itu saya harus Exit, karena komitmen dengan stop loss nya. Meskipun setelah satu sesi pasar harga kembali naik, namun hal tersebut sudah diluar kendali dan harus ditepati untuk menjaga modal tetap ada dan tidak ludes.

Kesimpulan

  • Untuk metode Scalp memang harus patuh pada aturan ketentuan yang telah kita rencanakan.
  • Untuk dapat tetap diawasi pergerakan harga, dan tidak bergantung pada indikator.
  • Selalu memastikan tidak ada open trade saat akan pergantian sesi Market.
GOOD LUCK

Sabtu, 01 Agustus 2020

METODE 001 SCALP TRADING M15 MT4 BOLLINGER BANDS MOVING AVERAGE FIBONACCI EQUIDISTANT

ANALISA METODE

Scalp Trading Forex - MetaTrader (MT) 4


Nama Metode__: 001.BBMA/FBEQ
Target_______: Analisa Signal Trend
Trend________: BULLISH
Oleh_________: R. Imam Nurhidayat, B.Eng

I. SETUP

Time Frame_: M15
Sample_____: GBPJPY
Indikator__: Bollinger Band (BB) 20,2
           : Moving Average (MA) 14,Close

II. ANALYSIS TOOLS

  1. Fibonacci Retracement (Fib)
  2. Equidistant Channel (Eq)

III. PRAKONDISI

  1. Kondisi pasar dalam trend apapun, disarankan pada kondisi dari trend Bearish atau sideways.
  2. Kondisi masih dapat berubah sesuai kedaan fundamental ekonomi pasar.
  3. Metode ini sedang diuji untuk Scalp Trading (Time Frame M15, M30) dengan overview di H1 & H4.
  4. Pastikan dalam zoom normal, dan dalam satu layar view.

IV. LANGKAH ANALISA 

A. MEMASTIKAN SIGNAL

  1. Gambar Fib. #1 dari titik tertinggi ke titik terendah dalam panel.
  2. Gambar Eq. Channel #1 dari titik A ke titik B; A titik terendah ke 3; B titik terendah Fib.#1 0,00.
  3. Gambar Eq. Channel #2 dari titik A ke titik C; EQ Channel ini akan menjadi forecast trend bullishnya.

B. ENTRY

  1. Pastikan MA14 sudah crossover dan berada di atas Middle Band (MB) BB20.
  2. Pastikan Candle Stick sbb: a) Open >/= MA14; b) Close </= Upper Band (UB) BB20
  3. Pastikan No. 2.1 dan No. 2.2 di atas, terjadi di dalam Eq. Channel #2 (forecast trend).
  4. Jika No. 1,2,3 terpenuhi, maka bersiap untuk melakukan "BUY"; Lakukan "BUY" ketika harga mencapai titik D; D adalah titik perpotongan upper line dari Eq #1 v.s Eq #2, ataau di atasnya. 

C. SUPPORT & RESISTANCE

  1. Support #1 berada pada Garis Fib.#1 50,0
  2. Support #2 berada pada Garis Fib.#2 61,8
  3. Support #3 berada pada Garis Fib.#3 100,0 (Jika trend tetap naik, lakukan TRAILING TRACK)
  4. Resistance #1 berada pada Garis Fib.#-1 23,6 (Segera Exit saat trend berbalik turun melewati ini)
  5. Resistance #2 berada pada Garis Fib.#-2 0,00 (HARUS Exit saat trend berlanjut turun ke level ini)

D. KETENTUAN 

Jika trend berlanjut naik melewati Level Fib. 100.0, lakukan Trailing Track sebagai berikut:
  1. Gambar Fibonacci Retracement #2 dengan titik awal pada A, dan tarik menuju harga tertinggi dari trend ini.
  2. Fib. #2 merupakan target profit,dengan ketentuan harga masih berada dalam Eq.#2 atau di atasnya, MA14 > MB BB20.
Dengan setup terahir maka akan muncul WARNING Area/Signal ketika:
  1. Harga sudah melewati Fib. #1 Level 0,00;
  2. Harga berada/mendekati/dibawah Fib.#2 Level 23,6;
  3. Harga mendekati Lower Line garis Eq.#2 (Trend);
  4. Harga mendekati MA14;
  5. Harga mendekati MB BB20;
Sehingga, ketentuan exit point sebagai berikut:
  1. Exit #1 saat harga turun melewati Fib#2 Level 23,6;
  2. Exit #2 saat harga berhasil keluar dibawah Eq.#2;
  3. Exit #3 saat harga menyentuh MA14;
  4. Exit #4 saat harga menyentuh MB BB20;
  5. Reverse Trend saat harga menyentuh Lower Band BB20;

E. PENGEMBANGAN

  1. Metode ini baru di uji coba dan belum diketahui memiliki probabilitas keberhasilan yang tinggi.
  2. Dalam beberapa kasus, skema metode sama, namun titik perpotongannya berbeda setpoin.
  3. Perlu di analisa lebih lanjut kelemahan dan kelebihannya, winning rate, dan akurasinya.
  4. Perlu pengembangan dalam situasi kondisi yang lain.
  5. Metode ini cenderung lebih lamban dalam memastikan sebuah trend, adanya indikator lainnya mungkin dapat memastikan metode ini lebih dini.

F. UJI COBA 

Kondisi Setpoint Sesuai Ketentuan

01. GBPJPY tanggal 15 Juli 2020 - 16 Juli 2020 (Rab-Kam);
____titik D (Open trade) 134,428 - Highest Peak 135,136;


02. USDJPY tanggal 30 Juli 2020 - 31 Juli 2020 (Kam-Jum);
____titik D (Open Trade) 104,564 - Highest Peak 106,429;


UJI COBA pada Kondisi Setpoint Variasi

01. GBPJPY tanggal 30 Juli 2020 - 31 Juli 2020 (Kam-Jum);
    terlihat pada periode waktu M30;
----titik D (Open Trade) 137,619 - Highest Peak 139,166;
02. USDCHF tanggal 30 Juli 2020 - 31 Juli 2020 (Kam-Jum);
    terlihat pada periode waktu M30;
----titik D (Open Trade) 0,91202 - Highest Peak 0,91474;
03. USDCHF tanggal 6 Agustus 2020 - 6 Agustus 2020 (Kam-Kam);
    terlihat pada periode waktu M30/H1;
----titik D (Open Trade) 0,90944 - Highest Peak 0,91276;

Catatan saat kondisi Setpoint Variasi:

  1. Sangat dianjurkan untuk KELUAR pada WARNING Area No.1 yaitu saat harga melewati Fib. terdekat dibawahnya.
  2. Sangat TIDAK DIANJURKAN meninggalkan terbuka, terutama saat penutupan/pembukaan Market dari pair tersebut, segera tutup saat market pairnya tutup.

SEKIAN DAN SELAMAT MENCOBA

Rabu, 12 Februari 2020

Kompleksitas & Ambiguitas akibat dari Munculnya Peradaban Non-Tunai (VUCA of CASHLESS SOCIETY)


Di awal abad ke-21, berbagai gempuran inovasi dan kemajuan teknologi tak henti – hentinya bermunculan. Era computer, Globalisasi, hingga munculnya berbagai tren dikalangan masyarakat yang pada masa lalu serasa tak mungkin terjadi. Sebuah peradaban (society) baru pun muncul di tengah kemajuan zaman. Peradaban Non-tunai salah satunya, merupakan sebuah fenomena yang kini sudah dan terus merambah ke seluruh pelosok negeri. Mulai dari kota – kota besar hingga ke kalangan wilayah terluar di Indonesia tak luput dari gempurannya. Data dari Bank Indonesia menunjukan, adanya peningkatan sebesar 77,6% pada transaksi digital nasional di tahun 2019. Peningkatan ini terjadi semenjak diluncurkannya “Gerakan Nasional Non-Tunai – GNNT” di 2014 lalu.

Data tersebut mengisyaratkan bahwa, begitu pesatnya sebuah terobosan teknologi baru dapat diterima masyarakat dan mampu mengubah tatanan perilaku sosial kearah yang lebih kompleks dan sulit dipastikan. Perubahan yang cepat dan berdampak luas ini mulai mengarah kepada sebuah revolusi era modern. Revolusi finansial dapat dijadikan istilah yang tepat akibat kondisi ini. Kondisi dimana terus memacu dan memaksa seluruh elemen penggeraknya mulai dari infrastruktur pendukung, teknologi, keamanan digital, hingga ekonomi dan pemerintah untuk beradaptasi demi keberlangsungan hidup bersama. Hal ini mengacu pada empat elemen perubahan yang dikenal sebagai VUCA – Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity.

Keempat elemen tersebut perlu diperhatikan di era revolusi finansial saat ini. Dalam artian Kompleksitas, hal – hal yang cukup membuat pelaku tertantang antara lain kompleksitas untuk mengatur budget keuangan. Tentunya di penghujung abad 20, pelaku bisnis berpengalaman dengan model tradisionalnya. Akan tetapi, dengan munculnya teknologi baru bidang finansial ini, memunculkan berbagai faktor penentu yang menambah kerumitan dalam proses perencanaan. Akibatnya, kesalahan strategi investasi dapat terjadi akibat salah perhitungan. Selain itu, munculnya kesenjangan kognitif/kemampuan adaptasi masyarakat dengan platform ­fin-tech semakin melebar. Golongan baby-boomers yang kurang mampu beradaptasi menjadi tertinggal. Hal ini dihadapkan dengan realitas generasi milenial yang sangat dinamis di era teknologi saat ini. Kesenjangan pun diperparah dengan kondisi infrastruktur Indonesia yang minim akibat kondisi geografis yang begitu luas; yang secara tidak langsung pemerataan teknologi di wilayah T3 (Terdepan, Terluar, Tertinggal) cukup terhambat.

Sementara itu, kesenjangan dikalangan pedagang kecil yang kerap diidentikan sebagai masyarakat menengah ke bawah menjadi terbuka. Ssebagai akibat dari kurangnya kemampuan finansial untuk mengakses teknologi dan informasi terkini yang begitu cepat serta diperparah dengan mudahnya sebaran berita hoax membuat kalangan sosial ini semakin tertinggal. Pada tataran yang lebih lanjut, kerumitan ini terjadi pada sistem mata uang digital (cripto-currency) dengan segala intrik kompleksitas dimana tidak ada institusi pemerintah resmi yang mengatur tentang hal ini. Hanya didukung pengguna yang begitu banyak, sistem ini dirancang sedemikian rupa kompleks mengandalkan rantai-blok (block-chain) dalam menunjang verifikasinya.

Di sisi Ambiguitas, cashless society sudah sangat terasa dampaknya. Ketidak pastian nilai akibat munculnya berbagai mata uang digital sebut saja, salah satunya “Bitcoin” yang kini nilai valuasinya mencapai 10,200 USD/BCN, namun acuannya masih cukup ambigu dan sangan rentan. Dari segi lainnya, dengan saling terkaitnya komunitas melalui internet maka ancaman pencurian data menjadi tak terelakan. Berbagai kasus pencurian data keuangan, hingga pencurian uang secara digital dari satu akun marak terjadi. Hal tersebut tak lain didukung akibat adanya pemalsuan identitas yang merupakan salah satu dampak ambigunya era peradaban non-tunai. Tak ayal, keamanan keuangan digital sangat terancam akibat data digital yang dapat di manipulasi ini. Berbagai hal yang buram tersebut pada ahirnya, memunculkan kebutuhan akan keamanan digital (ciber-security). Oleh karenanya, seluruh lapisan institusi pemangku kepentingan harus mampu menjamin dan mendukung revolusi finansial yang tengah berlangsung.

Peran yang sangat dibutuhkan paling besar diharapkan dari institusi pemerintahan. Institusi tersebut antara lain Bank Indonesia (BI). Sebagai bank sentral NKRI, BI harus mampu berperan sebagai central regulator.  Peran ini terkait dengan pengawasan terhadap pertumbuhan perekonomian sehingga dapat menghasilkan regulasi dan ketetapan yang sesuai. Hal ini, diperkuat dengan adanya lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK yang bergerak dengan fungsi regulasi dan supervisi terhadap berbagai platform dan start-up dibidang teknologi finansial dalam kapasitasnya mengatur suku bunga pinjaman, serta hal-hal lainnya. Kemudian, dari pihak Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan BUMN yang bergerak dibidangnya, dalam hal ini, Telkom Indonesia, dapat saling bekerja sama menjalankan fungsi kontrol keamanan arus lalu – lintas digital di Indonesia. Ditambah dengan didukung pihak swasta dan tentunya Kepolisian melalui divisi cibernya, kerjasama ini dapat menjadi promotor edukasi digital, hingga mampu berperan sebagai penggerak sektor ekonomi kecil.

Tak lepas dari sisi legislatif dan eksekutif, Lembaga Legistlatif berperan penting memberikan kepastian payung hukum bagi pelaku pasar digital era revolusi finansial. Hal tersebut mengatur dan menyediakan peraturan perundang-undangan yang dinamis, praktis, serta mendukung perkembangannya. Meski belum dapat sepenuhnya secara rinci, namun setidaknya dengan adanya kepastian hukum, masyarakat merasa lebih terlindungi dan nyaman. Salah satu produk legislasinya adalah Undang – Undang yang mengatur tentang Informasi dan Teknologi (UU ITE). Atas dukungan tersebut, maka berbagai implikasi dari revolusi finansial – peradaban non-tunai dapat dikendalikan.

Hal ini tentunya menjadi dasar dalam menyikapi berbagai tantangan dan kesempatan yang bermunculan. Bagi para pengguna/konsumen, tantangan muncul berupa masalah keamanan data. Maraknya kisruh tentang data pengguna dibobol, dicuri, diperdagangkan cukup membuat resah para pengguna teknologi finansial. Belum lagi pemalsuan data yang dengan mudahnya dilakukan akibat kurangnya sistem keamanan transaksi non-tunai dan literasi pengguna. Akibatnya, di ujung rantai transaksi, para konsumen sendiri yang akan dirugikan, baik finansial maupun non-finansial. Tak ubahnya dari sisi pelaku pasar, tantangan yang dihadapi tak kalah berat. Berbagai perang digital tak ayal membuat kedua kubu sama – sama dirugikan dari segi modal, rival dan jaringan yang mampu menggerus modal sangat menghawatirkan bagi para pemain bermodal kecil. Santer didengar, start-up baru “diharuskan” bakar duit untuk menggaet minat pasar yang semakin luas, hingga pada ahirnya merugi. Tentunya hal tersebut menghasilkan berbagai terobosan baru ide serta inovasi, layaknya dua sisi mata uang yang memiliki berbagai positif dan negatifnya.

Pengaruh yang cukup positif, antara lain munculnya kemudahan transaksi. Bagi para konsumen, kini tak perlu lagi berjalan menuju wesel pos, atau sekadar ke ATM, dengan ponsel pintar, segala hal transaksi dapat dilakukan dengan sekali-ketuk. Selain itu, para pengguna juga dengan mudah mengakses pencatatan transaksinya. Permasalahan transaksi yang dahulu dikeluhkan karena hawatir akan tipu muslihat penjual, kini pelanggan dapat dengan mudah melacak barang yang telah dibeli, serta layanan pengaduan yang cepat.
Satu hal yang tak kalah menarik tentunya adalah berbagai iming – iming hadiah yang tak jarang nominalnya fantastis. Dengan demikian, para pengguna diera ini sangat menentukan jalannya arah inovasi. Di sisi pelaku Pasar, dengan konektifitas antarpengguna yang luas menambah jangkauan pasar mereka serta penetrasi pasar yang lebih dalam. Dengan teknologi ini rantai traksaksi dapat lebih singkat dan terlacak, sehingga sangatlah membantu, dan tentunya dengan biaya yang tak terlalu besar. Inovasi bisnis dan sistem digital juga turut memberikan beragam alternatif baru di era cashless society ini.

Oleh karena itu, dalam menghadapi berbagai tantangan dan menyikapi kemudahan yang ditawarkan, penting bagi seluruh stakeholder untuk melakukan berbagai langkah antisipasi, adaptasi, dan supervisi yang tepat. Langkah – langkah yang dapat ditempuh antara lain (1) Pembelajaran aktif yang dapat ditempuh dari berbagai media online menawarkan cakupan materi umum, akademis, maupun ruang diskusi yang sangat positif. Sehingga hasilnya adalah terbentuknya masyarakat yang sadar teknologi sehingga mampu memanfaatkannya secara lebih luas. (2) Pola pikir yang luas dan mendalam mendorong pengguna untuk lebih aktif serta menjaga privasinya. Dengan pemahaman yang dalam, pengguna merasa tidak hawatir dalam menjaga diri saat beraktifitas di dunia digital ini.

(3) Berfikir startegis sebagai pengembangan pola pikir masyarakat, sehingga seluruh elemen revolusi finansial dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan segala potensi yang ada. (4) Berani mengeksekusi tentunya didasari pengetahuan aktif, pola pikir mendalam, serta strategis, cukup menjadi modal dalam menjalankan bisnisnya. Tentunya kerugian dan halang-rintang akan ditemui, namun setidaknya kita telah mengetahui cara penanganan dan kelemahan pasar, sehingga mampu menghadapinya dengan baik. (5) Gagasan ide yang berorientasi digital menjadi diperlukan akibat ekosistem digital/connected society yang berkembang. Para pelaku bisnis, stakeholders, users, diharuskan mampu memberikan inovasi dalam menunjang kegiatannya mulai dari ide bisnis, hingga keamanan siber. (6) Komitmen dan dukungan pemerintah tentunya tak terlepas dari peran dan komitmennya dalam penyediaan infrastruktur pendukung, katakanlah, “Palapa Ring” yang baru saja diresmikan. Tak lain, adalah untuk pemerataan akses teknologi di wilayah T3, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.

Begitulah dampak akibat perkembangan teknologi, revolusi finansial yang begitu santer, tentu perlu dukungan seluruh elemen masyarakat, swasta, pemerintah, dan Lembaga lainnya demi tercapainya peradaban masa kini di era Cashless Society. Segala Kompleksitas dan Ambiguitasnya menjadi satu sehingga memerlukan penanganan yang tepat dan pengetahuan yang mumpuni.